MBKM, Pertukaran Mahasiswa

Fadhila Citra Permata: Memperkaya Ilmu Dan Pengalaman Lewat PMM

Fadhila Citra Permata merupakan seorang mahasiswi Universitas Jenderal Soedriman yang sedang menjalankan studi di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Lahir di Bekasi pada Januari 2003, mahasiswi yang sering disapa Dhila ini sudah menempuh studi di Unsoed selama tujuh semester. Di semester lima, Dhila mengikuti salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek, yaitu program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Dhila memilih menjadikan Universitas Sumatera Utara (USU) yang terletak di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara sebagai tuan rumah dari program yang dia ikuti. Dhila tetap memilih Jurusan Sosiologi sebagai jurusan tujuannya selama mengikuti program PMM dengan maksud agar tetap linier dengan jurusannya di Unsoed. Meski demikian, dia juga mengambil beberapa mata kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Proses Dhila mengikuti program PMM diawali dengan mengikuti seleksi administrasi yang kemudian dilanjutkan dengan Tes Kebhinekaan yang berupa tes terhadap sikap kita terhadap kebhinekaan yang ada di Indonesia. Hal ini bertujuan agar peserta tidak kaget ketika mengikuti program PMM yang akan membuat mahasiswa bertemu dengan kebudayaan, lingkungan, dan teman-teman baru yang berbeda dengan lingkunga asalnya. Program PMM ini mengharuskan mahasiswa mengambil universitas tujuan yang berbeda pulau dengan universitas awal mereka.

Dhila juga sempat mengalami culture shock ketika awal masa perkuliahan di USU terutama karena kendala bahasa. “Di sini (Jawa) kalau cerita biasa menggunakan istilah ‘kita’, sementara di sana (Sumatera)  lebih sering menggunakan istilah “kami”. Di luar masalah bahasa, Dhila mengaku tidak menemui kendala berarti dan sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan di sana. “Teman-teman dari USU sangat solid dan merangkul sehingga aku lebih mudah berbaur di sana. Selain itu, beberapa dosen juga dipanggil kakak dan abang sehingga kita jadi lebih akrab dengan beliau-beliau karena terkesan tidak ada gap usia,” jelasnya.

Diskusi dan tanya jawab selama perkuliahan di USU berjalan dengan aktif sehingga menambah insight Dhila selama belajar di sana. Dia juga diajak berjalan-jalan sampai ke kota lain di Pulau Sumatera dan belajar kebudayaan yang ada di sana pada mata kuliah Modul Nusantara. “Aku mendapat keluarga baru di sana; saling berkumpul dan bertukar pikiran karena teman-teman yang mengikuti PMM ini ada dari seluruh Indonesia. Jadi nggak cuma belajar kebudayaan Sumatera aja, tetapi juga dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Dhila.

Dia jua mengaku senang bisa mengikuti program ini karena ada beberapa mata kuliah yang tidak ada di Unsoed seperti Sosiologi Masyarakat Maritim dan Masyarakat Perkebunan. Hal itu menambah pengetahuan yang selama ini belum pernah Dhila dapatkan. PMM juga memberikan banyak pengalaman baru seperti pertama kalinya naik pesawat dan bertemu orang baru. Program ini dibiayai secara penuh oleh pemerintah, termasuk tiket pesawat pulang-pergi dan uang saku untuk biaya hidup. Dhila berpesan untuk adik-adik tingkat yang hendak mengikuti program ini agar tidak takut mencoba serta berani keluar dari zona nyaman karena program ini membuat mahasiswa bisa belajar dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.